Renungan Lisan dan Tulisan Untuk Rekan-Rekan Mahahsiswa Sebagai Amanat Akan Kebenaran Mhahsiswa Dalam Peradaban Intelektual, Menjunjung Perubahan & Kebenaran.
Akhir abad kedua puluh barangkali merupakan tontonan episode terakhir dari bangunan sejarah tentang gagasan dan ide usang pengaburan isme-isme sesat yang teramat brutal. Tontonan megah dan mewah yang begitu membingungkan. Kenapa tidak, di satu sisi kita terperangkap lunglai tak berdaya dalam belitan sejarah akan isme-isme sesat. Di sisi lain kita mulai menyadari betapa omong kosongnya (Bull Sid) sejarah sebagai sebuah warisan kebrutalan manusia yang mengklaim dirinya Cerdas, tetapi sesungguhnya Gila. Teramat patut dipertanyakan.
Akhir abad kedua puluh barangkali merupakan tontonan episode terakhir dari bangunan sejarah tentang gagasan dan ide usang pengaburan isme-isme sesat yang teramat brutal. Tontonan megah dan mewah yang begitu membingungkan. Kenapa tidak, di satu sisi kita terperangkap lunglai tak berdaya dalam belitan sejarah akan isme-isme sesat. Di sisi lain kita mulai menyadari betapa omong kosongnya (Bull Sid) sejarah sebagai sebuah warisan kebrutalan manusia yang mengklaim dirinya Cerdas, tetapi sesungguhnya Gila. Teramat patut dipertanyakan.
Jika sebelumya sejarah tentang kekerasan dan kebrutalan sebagai proxi (perpanjangan tangan) dari isme-isme sesat (ramifikasi dari rasisme, facisme dan militerisme) selalu dipenuhi tanda seru. Maka sejarah itupun membuktikan, bahwa sekarang pertanyaan-pertanyaan tersebut seakan-akan bangkit dari kematiannya. Dampak dari isme-isme tersebut ; kebrutalan dan kekerasan adalah keharusan dan kewajiban mutlak untuk sebuah eksistensi kesesatan.
Sejarah telah menyodorkan betapa tragisnya pembantaian yang terjadi untuk kelanggengan isme-isme sesat tersebut. Hasil reinkarnasi sebagai wajah barunya yang bersimbolkan kekerasan dan kebrutalan yang hakiki adalah premanisme baru (Neo Premanisme), yang dengan kontemporernya dimainkan dalam ruang ganda denotasi, konotasi maupun metaphor, menjadikannya sebuah term dan isme baru sebagai absulutisme kesesatan. Yang terpenting buat mereka adalah aksi kekerasan dan kebrutalan yang berujung ke pembunuhan adalah pengakuan The Facto akan absolutisme Kebangsatan bukan Kebangsaaan. Diksinya adalah subtansi isme-isme sesat merupakan kristalisasi dan rekontruksi dengan meleburkan dirinya dalam Neo Premanisme Kebangsatan, sekali lagi bukan Kebangsaaan. Sungguh sangat Irasional.
Berbagai tragedi terhadap rekan-rekan mahasiswa terus memenuhi lembar-lembar halaman dalam buku sejarah bangsa Indonesia yang kian sekarang kian melahirkan tanda tanya besar untuk sebuah kepastian yang diharapkan. Ternyata sejarah hanyalah manipulasi antara lisan dan tulisan yang tidak bisa berbuat apa-apa dalam kata-kata dan lembar lembar kertasnya yang kian usang oleh labirin waktu dan seakan-akan mengatakan I’m a nothing. Kokohnya lisan dan tulisan tersebut adalah symbol kemunafikan.
Perjuangan untuk sebuah hak adalah keharusan dan kemestian dalam sejatinya mahasiswa untuk kebenaran sebuah eksistensi peradaban intelektual. Rekan-rekan mahasiswa yang telah mengorbankan nyawanya demi kebenaran adalah Sahid di mata Sang Khalik. Kehilangan nyawa seorang sahid kita, mahasiswa IKIP Mataram sebagai bentuk tindakan Neo Premanisme tersebut, apakah hanya jadi sebuah sejarah …?
Jangan terbawa labirin antara optimistis dan pesimistis. Mahasiswa bukan dijadikan obyek untuk isme-isme sesat (Noe Premanisme). Obyektifikasi ini adalah sebuah kekejaman. Jasad dan roh seorang mahasiswa adalah satu kesatuan eksistensi yang tak pernah mati oleh apapun dalam membongkar kertidakadilan, kebelengguan kebebasan dan kepahitan kekerasan. Penunjukan kebenaran adalah kebenaran yang memang kebenaran dan tetap akan menjadi kebenaran.
Tindakan Neo Premanisme sebagai penunjukan betapa “Cerdas”nya panglima yang bermain dibaliknya. Cerdas dalam artian tanda kutip adalah cerdas dalam menginjak-injak hak-hak dan kebebasan mahasiswa yang jagad rayapun mengakui bahwa mahasiswa adalah symbol peradaban intelektual yang hakiki. Tindakan Terhadap salah satu Sahid kita Mahasiwa IKIP Mataram adalah Kecerdasan yang Gila (The Clever is The Riil Mad).
Para sahid-sahid kita mahasiswa sebelumnya termasuk rekan Mahasiswa IKIP Mataram adalah bentuk nyata bahwa eksistensi Fasisme,Rasisme dan Militerisme dalam segi dan dampak kebrutalan dan kekerasannya sungguh-sungguh meleburkan diri dalam Neo Premanisme yang melanda rekan Mahasiswa IKIP Mataram yang secara tragis kehilangan nyawanya. Sungguh tindakan yang amat terkutuk.
Sudah saatnya penjelmaan isme-isme tersebut; tepatnya Neo Premanisme harus dikubur dengan rantai-rantai Hukum Kemanusiaan dalam Ideologi kesatuan Hukum yang pasti. Hapus Premanisme dan Kloni-kloninya. Hukum dengan keadilan yang betul-betul adil dan Adil yang sesungguh-sungguhnya.
Penulis :
YUDDIN CHANDRA NAN ARIF
Ø Departemen Humas Pemuda Muhammadiyah Kota Bima.
Ø (Lembaga Pengkajian Intelektual) “LPI” Bima.
Ø Departemen Organisasi Pemuda Pancasila Kota Bima.
Ø (Lembaga Pengkajian dan Penegakan Demokrasi Hak Asazi Manusia & Pengembangan Ekonomi Masyarakat) “LP2D HAM & PEM” Bima.
Ø Staff Dosen STIH Muhammadiyah Bima.
Sejarah telah menyodorkan betapa tragisnya pembantaian yang terjadi untuk kelanggengan isme-isme sesat tersebut. Hasil reinkarnasi sebagai wajah barunya yang bersimbolkan kekerasan dan kebrutalan yang hakiki adalah premanisme baru (Neo Premanisme), yang dengan kontemporernya dimainkan dalam ruang ganda denotasi, konotasi maupun metaphor, menjadikannya sebuah term dan isme baru sebagai absulutisme kesesatan. Yang terpenting buat mereka adalah aksi kekerasan dan kebrutalan yang berujung ke pembunuhan adalah pengakuan The Facto akan absolutisme Kebangsatan bukan Kebangsaaan. Diksinya adalah subtansi isme-isme sesat merupakan kristalisasi dan rekontruksi dengan meleburkan dirinya dalam Neo Premanisme Kebangsatan, sekali lagi bukan Kebangsaaan. Sungguh sangat Irasional.
Berbagai tragedi terhadap rekan-rekan mahasiswa terus memenuhi lembar-lembar halaman dalam buku sejarah bangsa Indonesia yang kian sekarang kian melahirkan tanda tanya besar untuk sebuah kepastian yang diharapkan. Ternyata sejarah hanyalah manipulasi antara lisan dan tulisan yang tidak bisa berbuat apa-apa dalam kata-kata dan lembar lembar kertasnya yang kian usang oleh labirin waktu dan seakan-akan mengatakan I’m a nothing. Kokohnya lisan dan tulisan tersebut adalah symbol kemunafikan.
Perjuangan untuk sebuah hak adalah keharusan dan kemestian dalam sejatinya mahasiswa untuk kebenaran sebuah eksistensi peradaban intelektual. Rekan-rekan mahasiswa yang telah mengorbankan nyawanya demi kebenaran adalah Sahid di mata Sang Khalik. Kehilangan nyawa seorang sahid kita, mahasiswa IKIP Mataram sebagai bentuk tindakan Neo Premanisme tersebut, apakah hanya jadi sebuah sejarah …?
Jangan terbawa labirin antara optimistis dan pesimistis. Mahasiswa bukan dijadikan obyek untuk isme-isme sesat (Noe Premanisme). Obyektifikasi ini adalah sebuah kekejaman. Jasad dan roh seorang mahasiswa adalah satu kesatuan eksistensi yang tak pernah mati oleh apapun dalam membongkar kertidakadilan, kebelengguan kebebasan dan kepahitan kekerasan. Penunjukan kebenaran adalah kebenaran yang memang kebenaran dan tetap akan menjadi kebenaran.
Tindakan Neo Premanisme sebagai penunjukan betapa “Cerdas”nya panglima yang bermain dibaliknya. Cerdas dalam artian tanda kutip adalah cerdas dalam menginjak-injak hak-hak dan kebebasan mahasiswa yang jagad rayapun mengakui bahwa mahasiswa adalah symbol peradaban intelektual yang hakiki. Tindakan Terhadap salah satu Sahid kita Mahasiwa IKIP Mataram adalah Kecerdasan yang Gila (The Clever is The Riil Mad).
Para sahid-sahid kita mahasiswa sebelumnya termasuk rekan Mahasiswa IKIP Mataram adalah bentuk nyata bahwa eksistensi Fasisme,Rasisme dan Militerisme dalam segi dan dampak kebrutalan dan kekerasannya sungguh-sungguh meleburkan diri dalam Neo Premanisme yang melanda rekan Mahasiswa IKIP Mataram yang secara tragis kehilangan nyawanya. Sungguh tindakan yang amat terkutuk.
Sudah saatnya penjelmaan isme-isme tersebut; tepatnya Neo Premanisme harus dikubur dengan rantai-rantai Hukum Kemanusiaan dalam Ideologi kesatuan Hukum yang pasti. Hapus Premanisme dan Kloni-kloninya. Hukum dengan keadilan yang betul-betul adil dan Adil yang sesungguh-sungguhnya.
Penulis :
YUDDIN CHANDRA NAN ARIF
Ø Departemen Humas Pemuda Muhammadiyah Kota Bima.
Ø (Lembaga Pengkajian Intelektual) “LPI” Bima.
Ø Departemen Organisasi Pemuda Pancasila Kota Bima.
Ø (Lembaga Pengkajian dan Penegakan Demokrasi Hak Asazi Manusia & Pengembangan Ekonomi Masyarakat) “LP2D HAM & PEM” Bima.
Ø Staff Dosen STIH Muhammadiyah Bima.